Hari-hari Tanpa Khadimat

Sebenarnya baru hari kedua. Tapi Alhamdulillah masih aman terkendali. Sempet-sempetnya nulis lagi :-). Kebayang hari pertama kemarin ketika suami khadimat mengabarkan istrinya ga bisa dateng, sementara cucian masih menumpuk dan kerjaan di kantor juga seabreg. Walhasil hari pertama kami baru berangkat pukul 07.15 dari jam ideal biasanya pukul 06.45. Dengan kondisi cucian piring beres, cucian baju sudah dikeringkan di mesin, tapi sengaja tak dijemur dulu karena musim hujan. Di masuk sekolah dianter Abinya yang hari ini hanya rapat dan ngajar jam terakhir. Jam terakhir barulah Di transit di kantor umi, menemani umi kerja dengan layar komputer yang lebar sehingga bisa berbagi nonton sama Di. Teringat Di kecil
ketika dibawa ke kantor, biasanya tidur di pangkuan umi. Tapi semakin besar, semakin berkurang jam tidurnya, boro-boro tidur pada jam kerja, di rumah aja di jam istirahat, Di susah banget disuruh tidur.
Hari kedua, Alhamdulillah makin aman walaupun cucian baju dan setrikaan makin menumpuk. Hikmahnya ini terjadi pada saat UK 37 pekan, di mana saya sudah mengajukan cuti istirahat di siang hari. Hanya saja, hari ini istirahat siangnya diisi dengan kegiatan cuci-jemur-setrika-lipat baju yang tak perlu disetrika. Dengan riang gembira Di membantu umi melipat baju-bajunya yang kecil. Dan. . . taraaa, inilah hasil pekerjaan Di siang ini :-):-):-)
Walopun akhirnya diberantakin lagi :-)

Komentar

Postingan Populer