Mengatasi Rasa Iri dan Dengki

Ada yang bilang, seseorang yang bisa sabar menahan lapar dan dahaganya saat puasa, atau sabar menahan derita, belum tentu bisa sabar ketika melihat kawannya lebih sukses secara ekonomi, sukses jabatan dll dari pada dirinya. Anggapan ini bisa benar bisa juga tidak, tergantung siapa dan bagaimana kondisi.

Tapi kalau bicara soal iri dan dengki, hampir-hampir tiada manusia yang selamat dari penyakit ini. Sekecil apapun itu. Karenanya, saya ingin berbagi pengalaman yang sebenarnya juga sebagai pengingat juga buat diri saya. Tentang tips mengatasi iri dan dengki versi saya.
1. Yang pertama sekali adalah menyadarkan diri kita bahwa kedudukan seseorang di sisi Allah bergantung pada ketakwaannya, bukan harta atau jabatannya. Dan ketakwaan tidak menjamin seseorang menjadi kaya atau berpangkat tinggi. Tapi dengan ketakwaan seorang hamba, Allah akan menunjukinya jalan keluar.
2. Tak perlu mengupayakan sekuat tenaga untuk menghilangkan rasa iri dan dengki dari dalam diri kita. Karena perasaan tersebut adalah manusiawi. Tapi kita harus mengupayakan arah yang benar. Iri dan dengki yang disukai adalah terhadap orang yang dikaruniai ilmu (terutama ilmu agama) lebih, bukan terhadap orang yang dikaruniai harta lebih
3. Menyadarkan diri bahwa bahaya iri dan dengki tidak akan menimpa orang yang membuat kita iri dan dengki, tetapi justru akan menimpa diri kita. Menjadi penyakit hati yang akan membahayakan kita sendiri. Sebagaimana mungkin orang mengira dibenci itu membahayakan baginya, padahal justru ketika hati kita membenci saudara kita, itu lebih membahayakan baginya lantaran penyakit hati yang ia derita.
3. Berusaha untuk ikut merasa senang ketika melihat saudara kita mendapat kesenangan. Lisan ikut berucap Alhamdulillah, hati ikut mendoakan dan bersyukur, raga pun ikut tersenyum. Dan menghindar dari pembicaraan yang "kurang enak" didengar bagi saudara kita tersebut atau kata lainnya ghibah.
4. Mensyukuri apa yang Allah swt anugerahkan saat ini kepada kita. Betapa banyaknya nikmat Allah swt, sampai-sampai disebut berulang kali dalam surat ArRahmaan-Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustai?
5. Jika ada pepatah mengatakan, rumput tetangga lebih hijau, maka sekali-kali lihatlah diri kita, keluarga kita di luar kotak, maka kita akan melihat betapa hijaunya rumput kita, sebagaimana orang lain juga melihat rumput kita lebih hijau darinya

Komentar

Postingan Populer